Minggu, 07 Oktober 2018

Belajar Sepanjang Hayat


Belajar Sepanjang hayat di masyarakat jawa mungkin bisa dipaksa cocok dengan istilah "kebo nusu gudel". Dalam istilah jawa ungkapan tersebut kurang lebih artinya orang tua belajar kepada orang yang lebih muda, arti tersebut bisa diperluas belajar kepada siapapun dan apapun. 

Dalam era milenia ini kita banyak belajar dari anak-anak tentang gadget, internet dan hal lain yang belum kita fahami. Jika kita tidak belajar kita akan tertinggal dan mungkin kita akan jadi korban. Pengalaman pahit yang tak terlupakan saat seorang murid ijin kepada saya, saat itu dia ijin akan menengok saudaranya di luar kota yang sedang sakit. Murid tersebut memperlihatkan SMS yang seolah-olah berasal dari Bapaknya padahal SMS tersebut berasal dari temannya, akhirnya sebagai wali kelas saya "kebobolan" anak itu ternyata sudah janjian dengan temannya untuk pergi ke luar kota. Kala itu saya anti pati dengan HP dan saya berpikir tidak pakai HP "ora patheken". Dari pengalaman tersebut saya mulai belajar menggunakan HP dan kebetulan ada teman yang baik hati memberi HP kepada saya.

Seseorang dalam tulisannya di blog mengatakan jika tidak belajar kita akan "mati" pendapat tersebut saya kira juga tidak salah, karena saat kita puas tentang diri kita, tentang ilmu yang kita pelajari kita akan ketinggalan dan orang akan menganggap kita bebal. Sebagai contoh saat kita menganggap diri kita sudah cukup berjiwa sosial suatu saat kita akan terperangah saat kita melihat tetangga kita lebih sosial dari kita, saat kita menganggap diri kita saleh dengan kepercayaan yang kita anut sementara orang lain lebih saleh dari kita. Belajar dari jiwa sosial tetangga kita dan kesalehan dari orang lain akan mendorong kita lebih berjiwa sosial dan saleh.

Banyak bahan belajar yang bisa kita simak dari perjalanan hidup ini, bahkan dari hal yang tidak menyenangkan. Saat kita "layat" banyak hal yang dapat kita pelajari, coba kita lihat dari sisi keluarga yang ditinggalkan kita akan melihat: 1)kerukunan antar saudara dalam keluarga tersebut,  indikator yang mudah kita lihat bila dalam anggota keluarga tersebut saling menyalahkan dan melempar tanggung jawab dapat dipastikan hubungan antar keluarga tidak harmonis. 2)hubungan  dengan tetangga dan pengurus kampung juga terlihat saat kita datang di rumah duka. Dari silaturohmi di  rumah duka tersebut kita dapat intropeksi diri dan akhirnya memperbaiki diri dan itulah pelajaran hidup yang tidak kita dapatkan di bangku sekolah.

Jika para pelajar tidak pernah mencoba membuat PR dan berlatih dari Pak Guru dan Bu Guru mereka tidak akan pandai. Berlaku pula dalam ilmu kehidupan, jika kita ingin lebih bijak harus lebih banyak berlatih dan belajar dari kehidupan di masyarakat walaupun lebih sulit dari PR di sekolah.

Pelajaran dari kehidupan tidak akan pernah berakhir saat kita belum mati oleh sebab itu kita harus menjadi orang yang terus belajar sepanjang hayat.

                                                                                                     edisi belajar menulis 

Kamis, 27 September 2018

Diskusi Cerdas

Mendengar berita Televisi menjelang pilpres dan pileg 2019 sangat "menyenangkan". Tokoh yang satu membela Politisi A tokoh yang lain membela politisi B. Melihat hal tersebut sebagai pendidik saya harus memberi pengertian kepada anak-anak agar tidak terkecoh untuk memilih (bagi yang sudah berhak nyoblos). Disisi lain harus melatih anak untuk mengemukakan pendapat, tentu saja pendapat yang "berdasar" tidak hanya asal berpendapat. Dalam pembelajaran tentu saja anak-anak harus juga belajar berdiskusi yang benar.
Pengertian Diskusi Menurut Para ahli

Menurut Hasibuan (1985), Diskusi adalah visi dari dua atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan dengan saling bertatap muka tentang tujuan atau target yang telah diberikan dengan cara pertukaran informasi atau mempertahankan.

Moh. Uzer Usman (2005:94), menyatakan bahwa diskusi kelompok adalah proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang di wajah informal untuk menghadapi interaksi dengan berbagai pengalaman atau informasi, kesimpulan atau solusi untuk masalah.
Moh. Surya (1975:107), mendefinisikan diskusi kelompok adalah proses di mana siswa akan mendapatkan kesempatan untuk berkontribusi pengalaman mereka sendiri dalam memecahkan masalah umum. Dalam diskusi ini tetanam juga tanggung jawab dan harga diri. (https://www.gurupendidikan.co.id/14-pengertian-diskusi-menurut-para-ahli-beserta-tujuan-dan-macamnya)

Dari Blog Nimatulhsanah saya peroleh diskusi yang baik harus:


  1. Memahami dan menguasai materi diskusi.
  2. Aktif mengembangkan buah pikiran.
  3. Menghargai pendapat orang lain.
  4. Menghindari sifat emosional.
  5. Berbicara dengan sopan dan jelas serta tidak berbelit-belit.
  6. Tidak takut dikritik dan berani melontarkan pikiran.
  7. Berani berpendapat dan berbicara dengan terbuka.
  8. Tidak mengecewakan orang lain.
(http://nimatulhsanah29.blogspot.com/2017/09/tata-cara-dan-syarat-berdiskusi-yang.html)

Saat melihat diskusi  di TV aturan main kadang diterjang,  moderator memberi kesempatan orang lain orang yang satu juga masih berbicara. Bagi mereka pendapat saya dan kelompok saya yang benar tanpa melihat kritik dan realita yang ada.

Apakah dalam diskusi tidak boleh mengalah ya..... artinya meng "amin" kan pendapat orang lain karena pendapatnya benar dan mengakui kelemahannya. Menurut saya para tokoh yang tampil di TV sering lupa materi pelajaran bahasa Indonesia tentang diskusi. Mereka juga lupa dalam diskusi harus ada manfaatnya antara lain:
  1. Menyelesaikan masalah dengan efektif.
  2. Menambah wawasan.
  3. Mampu memberikan pendapat.
  4. Sikap saling menghargai.
Jika begitu indahnya diskusi jika disertai rasa :
  1. ingin tahu yang positif
  2. tidak merasa paling pandai
  3. ingin mengemukakan pendapat secara nalar
  4. lawan diskusi dapat memberi masukan yang berharga
  5. lawan diskusi dapat memperluas pandangan kita
  6. dengan diskusi masalah dapat teratasi dengan berbagai sudut pandang.

Kesimpulannya  diskusi cerdas akan menghasilkan sesuatu yang baik dengan modal bijaksana, sabar dan isi kepala harus penuh dengan bahan yang didiskusikan.

versi belajar menulis  

Pagi yang Positif

Pagi yang Positif

Saat bangun apa yang kita pikirkan?

Tugas yang banyak, teman yang menjengkelkan, hari yang panas, lelah, dihujat orang, semua yang dilakukan serba salah.

atau

hari ini aku akan mendapatkan sesuatu yang menyenangkan, bertemu dengan orang-orang bijak, bercanda tawa dengan teman, menyapa dengan tulus semua orang yang kujumpai.

Seharusnya yang kedua yang kupikirkan agar hari ini penuh semangat. Karena semua yang baik semua yang masnis didengar harus kupikirkan.

KOMPAS.com - Percaya atau tidak, apa yang sedang kita pikirkan, entah itu baik ataupun buruk, nantinya bisa memengaruhi sesuatu yang sedang kita jalani. Itu alasannya mengapa kita dianjurkan untuk sering berpikir positif daripada negatif. 
Tanpa sadar penyebab paling sederhana dari kegagalan maupun keberhasilan yang kita alami itu berkat pengaruh dari pikiran kita sendiri. Jadi, ketika pikiran dipenuhi oleh hal-hal yang ‘berbau’ negatif, lambat laun itu akan memunculkan stres yang akhirnya malah mengacaukan apa yang sedang kita jalani.

 Ingat-ingat kembali, pernahkah kamu berpikir: “Saya tidak akan bisa melakukan hal itu”, “Sepertinya, tidak ada lagi yang bisa diharapkan dari diri saya”, atau bahkan “Untuk apa berjuang, kalau pada akhirnya saya tetap gagal juga”. Mungkin terlihat sepele, tapi segelintir ucapan itulah yang tenyata berdampak cukup besar pada pikiran, tubuh, hingga hidup kita. Intinya, bicara hal yang negatif dengan diri sendiri alias negative self talk merupakan sebuah dialog batin yang bisa membatasi kemampuan dan rasa percaya diri dalam waktu yang bersamaan. Selain berujung pada stres, pada akhirnya juga dapat mengurangi kemauan serta kemampuan kita untuk membuat perubahan positif dalam hidup.

 Menariknya, ternyata bicara tentang apapun dengan diri sendiri bisa menyemangati kita untuk lebih baik lagi. Dengan catatan, perkataan yang disampaikan itu tidak menjatuhkan diri, melainkan membangkitkan motivasi.Memang, tidak mudah untuk menyingkirkan pikiran negatif yang terus terlintas. Namun, kuncinya ada pada diri kita sendiri. Sudah sejauh mana usaha kita untuk meyakinkan bahwa kita mampu dan bisa? Beberapa trik sederhana yang dikutiop dari HelloSehat ini juga bisa membantu mengurangi negative self talk: 

1. Buang pikiran negatif Kejadian buruk memang bisa terjadi kapan saja. Namun sebelum larut dalam pikiran negatif, segera ambil napas dalam sembari membuang jauh-jauh hal yang bisa memicu kita untuk berpikir negatif. Sebagai gantinya, cobalah untuk berpikir lebih positif tentang diri kita. 

2. Cerita dengan orang terdekat Jika rasanya sulit untuk bicara dengan diri sendiri, coba luapkan perasaan pada orang terdekat. Selain bisa melegakan hati, menceritakan masalah dengan orang yang dipercaya juga bisa menambah kepercayaan diri serta membantu masalah supaya cepat selesai. 

3. Coba pikir tentang semua kemungkinan yang bisa terjadi Dibandingkan harus berpikir hal-hal yang negatif, tidak ada salahnya untuk mencoba berpikir berbagai kemungkinan yang dapat terjadi. Contohnya begini, ganti pikiran tentang “Kenapa saya gendut sekali ya” dengan “Saya pasti bisa menurunkan beberapa kilogram berat badan”. Setelah itu, coba untuk konsisten melakukan kegiatan positif demi mengejar impian tersebut. 

4. Terima ketidaksempurnaan diri sendiri Terakhir, cobalah untuk selalu menerima ketidaksempurnaan yang kita miliki. Ya, beberapa cara di atas mungkin sulit untuk berjalan optimal bila tidak didasari dengan menerima apa yang ada dalam diri kita. Sebab tanpa hal ini, mungkin kita akan cenderung untuk selalu merasa kurang.

Kesimpulan:

Berfikir positif membantu kesehatan dan sukses dimasa depan


disadur dari :Kompas.com dengan judul "Tips Menghilangkan Pikiran Negatif yang Mengganggu", https://lifestyle.kompas.com/read/2018/08/03/050500420/tips-menghilangkan-pikiran-negatif-yang-mengganggu
Salam Bahagis